"Woman was created from the ribs of a man
Not from his head to be above him
Nor from his feet to be walked upon him
But from his side to be equal
Near to his arm to be protected
And close to his heart to be loved."
"Woman was created from the ribs of a man
Not from his head to be above him
Nor from his feet to be walked upon him
But from his side to be equal
Near to his arm to be protected
And close to his heart to be loved."
Aku tidak bisa menulis puisi
Aku tidak bisa merangkai kata-kata indah
hingga menari-nari gemulai di atas secarik kertas
Terlalu banyak emosi berkecamuk untuk menjalin sebaris larik sederhana
Kata-kata pun menjadi terlalu pengecut untuk tergugah dari peraduannya
Huruf-huruf tersudut tak bernyali
untuk saling berangkulan merangkai kata
Secarik kertas kosong bagai hamparan laut luas
yang siap menerkam ide yang semburat ketakutan
Sebatang pena menusuk ideologi hingga mati menyebar merah
Tak ada lagi tempat untuk puisi
Lalu semuanya hening
Kata-kata pun meluap dan berteriak
"DASAR PENGECUT!! Kami mau berkelana mencari majikan yang lain.
Kamu tidak becus mengasuh kami!"
Lalu kata-kata itu pun melenggang angkuh
diiringi ideologi yang membuntuti mereka
Aku hanya bisa menulis kosong ke dalam kosong
Hinggak akhirnya kosong pun ikut minggat
BUAIAN TOPENG
Hey, dimana gerangan bocah cilik itu?
Ah dia sedang ke pasar malam mencari sebuah topeng
Sebuah topeng warna-warni yang membuat rumput yang sedang bergoyang pun mengerling padanya
Topeng yang dapat mentupi borok di wajahnya
Topeng yang dapat menyulam renda pada nanah yang berkedut tegar
Pokoknya topeng yang penuh tipuan, penuh muslihat
Ia ingin menjadi pasar malam di dalam pasar malam
Memanggil semua orang masuk ke dalam topengnya
Memberikan semua mimpi
Memberikan semua janji
Memberikan semua dusta
Hingga semua orang idiot itu pun terbuai
Dalam buaian topeng
Lalu bocah tengik itu cepat-cepat membakar topengnya
Semua senyum da tawa riang kini menjadi asap yang mengepul
Si bocah bajingan tertawa terpingkal-pingkal
"Ya sudah aku mau ke jamban dulu menyulam luka,
kalian bersenang-senanglah dalam rongsokan topeng."
Demikian ia pun pergi
Hey, dimana gerangan bocah biadab itu?
Ah dia sedang ke jamban mecari sebuah topeng
Kali ini topeng yang lebih jorok dari boroknya
Topeng yang dapat meletuskan nanah yang suka berkedut
Supaya muncrat semua dusta yang membuatnya buruk rupa
- Sebuah puisi lama yang sungguh sangat Joko Pinurbo-esque (setidaknya menurut saya), didedikasikan pada kekaguman akan karya-karya Beliau-